Bantaeng – Hujan yang turun di sepanjang bulan November mengakibatkan sebagian masyarakat Bantaeng trauma. Karena sejak banjir bandang yang menghantam pada pertengahan 2020 lalu, hingga saat ini banjir dengan skala kecil sering terjadi hampir setiap kali hujan deras melanda.
Banyak masyarakat yang mengeluhkan lambatnya penanganan pemerintah menanggapi persoalan banjir. Menyikapi hal tersebut Kepala Dinas PU Bantaeng, Andi Sjafaruddin Magau memaparkan bahwa beberapa penyebab cukup sulit untuk dihindari.
“Ada banyak faktor penyebab banjir diantaranya iklim dan topografi,” katanya pada konferensi pers, Selasa, 30 November 2021.
Sebagaimana diketahui musim hujan tahun ini berlangsung cukup lama. Berdasarkan sejarah banjir besar di Bantaeng sebelumnya terjadi antara lain tahun 1973, 2001, 2006, 2014 dan terakhir 2020.
Namun tahun 2021 di mana hujan hampir muncul setiap bulan menyebabkan banjir-banjir kecil selalu menghantui warga.
“Untuk penanganannya saat ini pemerintah merencanakan dalam tiga tahap, jangka pendek, menengah dan jangka panjang,” kata dia.
Penanganan jangka pendek diantaranya pemerintah akan segera melaksanakan normalisasi sungai, menempatkan podler dan pompa khususnya daerah pasar atau daerah yang mudah tergenang air. Dalam jangka menengah melakukan konservasi.
Sedangkan penanganan dalam jangka panjang pemerintah akan melakukan riset atau kajian dengan menggandeng universitas tertentu. Hasil dari riset tersebut adalah membuat master plan untuk membangun sabo dam di beberapa titik yang telah ditentukan sebelumnya. []