Mantan Bupati Bantaeng Tutup Usia, Ilham Azikin: Hormat dan Terima Kasih - Redaksibaru.id

Mantan Bupati Bantaeng Tutup Usia, Ilham Azikin: Hormat dan Terima Kasih

  • Bagikan

Bantaeng, Redaksibaru.id – Kabar duka menyelimuti warga Kabupaten Bantaeng. Mantan Bupati HM Said Saggaf tutup usia pada Senin, 16 Mei 2022 sekitar pukul 08.00 Wita.

HM Said Saggaf merupakan mantan Bupati Bantaeng periode 1993-1998. Bukan hanya bagi warga Bantaeng, kehilangan mendiang HM Said Saggaf juga dirasakan masyarakat Mamasa, Sulbar. Sebab, ia merupakan bupati pertama ketika Mamasa terbentuk menjadi kabupaten pada 2002.




Bupati Bantaeng, Ilham Azikin menyampaikan duka yang mendalam atas berpulangnya HM Said Saggaf ke haribaan sang pencipta.

“Innalillahi Wainnailaihi Raji’un, Atas nama Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Bantaeng, menyampaikan duka yang mendalam atas berpulangnya bapak H.M Said Saggaf, Bupati Bantaeng 1993-1998,” tulis Ilham Azikin dalam akun instagramnya.

“Hormat dan terima kasih atas pengabdian almarhum kepada kita semua. Semoga amal ibadah mendapat tempat yang paling mulia disisi-Nya, dan kepada keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan ketabahan, Aamiin YRA, Al Fatihah,” kata Ilham Azikin dalam penggalan berikutnya.

BACA JUGA:  12 Pelanggar Prokes Saat PPKM Level III Langsung Diswab PCR

Berdasarkan informasi yang dihimpun, mendiang HM Said Saggaf menghembuskan nafas terakhirnya di kediamannya Jalan Hertasning Utara III B, No. 16 Makassar. Bupati Ilham Azikin bersama Ketua TP PKK Bantaeng, Sri Dewi Yanti turut hadir di sana berdoa dan menyampaikan belasungkawa atas wafatnya salah satu tokoh publik tersebut.

Jenazah mendiang HM Said Saggaf diberangkatkan ke Kabupaten Polewali Mandar (Polman) dan disemayamkan di rumah duka di Lantora, Kecamatan Polewali, Polman. Selanjutnya dikebumikan di pemakaman Keluarga “La Sida” di Lantora.

Selain itu, beberapa mantan kolega almarhum, salah satunya mantan Wakil Ketua DPRD Sulbar H. Zainal Abidin.

“Pribadi saya menyapaikan duka yang mendalam dan bersaksi sepanjang sepengetahuan saya berinteraksi dengan beliau, baik semasa menjadi Bupati Mamasa maupun setelahnya, beliau adalah orang baik,” kata Zainal Abidin dikutip dari SulbarExpress, jaringan Fajar.

BACA JUGA:  BSKDN Kemendagri Bersama Kemenkeu dan Bappenas Matangkan Program SKALA untuk Percepatan Pembangunan Daerah

Gagasan Reformasi

Mendiang HM Said Saggaf memiliki jiwa yang visioner. Hal itu tampak dalam buku biografi miliknya yang berjudul Setitik Embun Kemenangan: Biografi Dr. HM Said Saggaf, M.Si / Patta Rapanna.

Dalam bagian kesatu buku itu bertajuk Mendambakan Pemerintahan yang Baik. Dijelaskan bahwa HM Said Saggaf telah menggaungkan gagasan reformasi. Namun gagasan itu sebatas wacana lantaran kala itu, masih ada tendensi orde baru.

Gagasan itu hadir ketika ia mengawali tugasnya sebagai Bupati Bantaeng pada tahun 1993. Dikutip dalam buku cetakan pertama CV Sah Media tahun 2017 tersebut, HM Said Saggaf telah banyak mengutarakan pemikiran tentang pentingnya reformasi pemerintahan, seperti perlunya Etika Pemerintahan dan perampingan organisasi pemerintahan, bersamaan dengan perlunya memperbesar porsi kewenangan di daerah (otonomi
daerah).

BACA JUGA:  Shinta Trishap, Single Mom Sukses, Mantan Pemain FTV Asal Bantaeng Sulsel

“Alasan saya waktu itu, bagaimana menemukan resep yang jitu tentang bentuk penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance),” demikian dikutip dari prolog bukunya.

Harapan Said Saggaf hanya satu, untuk merespon tantangan global yang semakin tak terhindarkan.

Namun gagasan itu tak mendapat respon, baik dari
pemerintah pusat maupun rekan-rekannya sesama Bupati. Karena pengelolaan system pemerintahan waktu itu sentralistik, tertutup dan egois. Pun tak terbantahkan bahwa gagasan itu berpotensi mendapat perlawanan dari elemen-elemen pemerintahan itu sendiri yang dalam batas tertentu telah menikmati suasana kekuasaan.

Hingga masa jabatan Bupati Bantaeng berakhir pada
tahun 1998, gagasan itu hanya menjadi sebuah wacana, dan hanya diterapkan oleh Said sendiri secara perlahan-lahan.

Kendati demikian, Said Saggaf sadar bahwa untuk merespon gagasannya, memerlukan keberanian, kecakapan dan konsistensi. []



  • Bagikan