Makassar – Ilham Azikin menghadiri Talk Show sebagai narasumber di Radio Celebes FM, Makassar, Selasa (15/6/2021). Kegiatan ini mengusung tema Perang Melawan Narkoba di Era Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Bersih Narkoba (Bersinar).
Talk Show itu juga menghadirkan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan (Sulsel), Brigjen Pol Ghiri Prawijaya dan Dosen dan Praktisi Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas), Sakka Pati
Disiarkan Live, Ghiri Prawijaya mengungkapkan saat ini sebanyak 3,5 persen masyarakat Indonesia terpapar Narkoba. Dia menyebut, narkoba akan tetap ada jika harga tetap ada.
“Untuk itu kami menghancurkan harga itu. Tujuannya untuk menyelamatkan anak bangsa. Kami mengajak masyarakat untuk bersama – sama untuk mencegah penggunaan narkoba agar peminatnya berkurang. Itu salah strategi kami sehingga permintaan berhenti dan harga menjadi hancur,” katanya.
Ilham Azikin melanjutkan, jika dilihat dari fakta kuantitatif yang mengkhawatirkan, Bantaeng di tengah pandemi saat ini terus melakukan upaya pencegahan bekerja sama dengan Polres Bantaeng dan pihak terkait untuk menghalau peredaran narkoba.
“Narkoba tidak mengenal situasi dan kondisi. Mau itu pandemi mau itu normal,” kata dia.
Bahkan saat ini, peredaran narkoba menyasar kalangan bawah. Jika dibandingkan dengan satu sampai dua dekade yang lalu, pengguna narkoba adalah kalangan elit. Namun saat ini narkoba telah beredar di lapisan masyarakat menengah ke bawah.
Sementara itu, Praktisi Hukum Unhas, Dr Sakka Pati mengatakan, sejak dulu narkoba begitu mengerikan. Penanganan dan perhatian sangat dibutuhkan. Generasi muda atau mahasiswa harus menjadi perhatian pemerintah maupun pihak terkait agar tidak terpapar narkoba.
“Sasaran empuk narkoba juga ada di kalangan mahasiswa dan generasi muda. Ini harus menjadi perhatian. Mahasiswa dan generasi muda akan menjadi ujung tombak negara nantinya,” katanya.
Dia juga mengharapkan, agar penegak hukum tidak tebang pilih kepada para pengedar. Tidak tebang pilih apalagi tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Hal ini perlu dilakukan untuk memberikan efek jera kepada para pengedar dan pengguna.
Dilanjutkan lagi oleh Ghiri Prawijaya. Dia mengungkapkan strategi BNN. Pertama adalah pemberantasan atau penangkapan kepada pengedar maupun pemakai.
Kemudian merubah mindset atau cara berfikir. Nantinya akan ada program desa Bersih Narkoba (Bersinar) dari BNN dengan menggunakan dana CSR.
“Kita akan melakukan tracking kepada para pengguna atau pengedar. Pengguna akan direhabilitasi dan pengedar akan kita tangkap. Kemudian kami akan latih penyuluh agar pencegahannya efektif,” kata dia.
Dilanjutkan lagi Bupati Bantaeng, Ilham Syah Azikin, kini Bantaeng terus melakukan upaya pemberantasan narkoba. Pemkab Bantaeng juga bekerjasama dengan lembaga pemuda dan keagamaan untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya narkoba.
“Pemberantasan narkoba adalah tugas seluruh lapisan masyarakat. Kami juga memanfaatkan media massa, media sosial, forum anak di Bantaeng agar edukasinya sampai ke masyarakat,” jelasnya.
Selanjutnya disambung oleh Sakka Pati. Dirinya bersama akademisi lainnya tengah merancang Kuliah Kerja Nyata (KKN) Bersih Narkoba (Bersinar). Penanganan narkoba baginya harus Terstruktur, Sistematis dan Massif (TSM).
“Karena sudah menggurita, model penanganannya harus TSM. Tokoh masyarakat, pemuda dan perempuan menjadi bagian yang harus ikut dalam penanganan narkoba,” katanya. []