Lombok – Kawasan Wisata Tete Batu yang kini dikenal dengan Tete Batu memiliki banyak hal menarik di wilayahnya.
Kawasan yang terus mendulang kepopuleran inipun tentu berimbas pada berbagai industri pariwisata. Salah satunya seperti homestay atau penginapan, souvenir industri rumahan dan bahkan transportasi.
Salah satunya penginapan yang terkenal dan mengundang banyak perhatian adalah wisma dr. Soedjono.
Wisma yang berlokasi tepat di Tete Batu ini merupakan wisma peninggalan seorang tokoh nasional yang punya peran strategis dalam mengentaskan wabah penyakit kolera di Lombok Timur yakni, dr. Soedjono.
“Wisma dr Soedjono di Tete Batu ini dibangun oleh dokter pertama yang ada di Lombok Timur, yakni bapak mertua saya, dr. Soedjono,” ujar Hj. Surdini Soeweno, istri dari Raden Soeweno, anak dari dr Soedjono.
Konon, bangunan wisma berarsitektur Eropa itu awalnya ditempati dr. Soedjono bersama istrinya. Namun sepeninggal beliau, rumah ini belakangan ditempati oleh anak pertamanya dr. Soedjono yakni Raden Soeweno.
Kendati Soedjono telah tiada namun masih banyak kerabatnya yang ingin berkunjung ke wisma tersebut. Mereka pun datang dan menginap di rumah itu sekaligus mengenang kembali masa-masa bersama yang dilewati dengan sang dokter.
Nah, keturunan dr. Soedjono yang sadar dengan banyaknya orang yang datang lalu pada tahun sekitar tahun 1970-an membangun sejumlah kamar penginapan di sekitar pesanggrahan sang dokter. Upaya pengembangan kemudian kembali dilakukan sekitar tahun 1980-an.
Diketahui sampai saat ini jumlah kamar yang ada di Wisma dr. Soedjono ada sebanyak 30 kamar. Kamar itu disewakan dengan harga masing-masing kamar berkisar antara Rp150 ribu hingga Rp250 ribu, tergantung pada fasilitas dan luas dari kamar itu sendiri.
Wisma ini sudah banyak diketahui dan sering dikunjungi baik wisatawan domestik maupun internasional.
Selain mengenang sejarah dan kisah-kisah lama di wisma tersebut, pengunjun juga dimanjakan dengan adanya kolam renang besar untuk bersantai dan berenang.
Namun bencana gempa bumi yang sempat melanda Lombok pada tahun 2018 lalu ternyata berdampak negatif terhadap bisnis penginapan Wisma dr. Soedjono ini karena ada beberapa bangunan yang rusak sebagai imbas dari goncangan gempa dan hingga saat ini dikarenakan kondisi pandemi yang masih berlarut-larut serta proses perbaikan yang belum berjalan maka Wisma dr. Soedjono belum dibuka lagi untuk masyarakat umum menginap.
“Karena kondisi bangunan yang rusak akrena gempa, ditambah lagi pandemi Covid-19 ini, Wisma dr. Seodjono sementara tutup dulu untuk umum. Sambil anak saya juga sedang mempersiapkan proyek positif untuk Wisma ini nantinya. Jadi, sementara kita hanya terbuka untuk menyambut tamu yang ingin melihat wisma dari dekat serta usaha kafe yang kami jalankan,” ungkap Hj. Surdini.
Ia berharap agar kondisi segera membaik dan Wisma dr. Soedjono sebagai landmark pariwisata di Desa Wisata Tete Batu segera mendapatkan perhatian yang selayaknya dari pemerintah daerah. Sehingga kondisinya bisa pulih kembali, sekaligus bisa berfungsi lagi sebagai penginapan bersejarah yang harus diakui juga menjadi magnet pariwisata di Tete Batu. []