REDAKSIBARU.ID – Satu persatu suara langkah kaki terdengar, bunyinya begitu berat seperti langkah-langkah perpisahan. Tak ada kabar duka, namun air muka dari wajah-wajah yang hadir di sana seolah menyampaikan, akan ada air mata tak lama lagi.
Barisan kini membentuk, beratap langit biru sebiru kalbu yang berkabung. Sesosok pucuk pimpinan akan segera hadir, memberikan jampi dan motivasi untuk terakhir kali.
Sudut-sudut mata mulai basah, tatkala sang pemimpin mengurai satu persatu kalimat pamit yang menyayat hati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Menjadi Bupati dan Wakil hanya sementara tapi menjadi warga Bantaeng adalah selamanya,” ucap pemimpin tersebut, Ilham Azikin namanya.
Selayang pandang kepemimpinan lima tahun menjadi pembuka kalimatnya. Bukan berisi promosi, namun terima kasih. Hal inilah yang membuat ia begitu berbeda.
Ilham Azikin atau IA bukanlah sosok yang selalu menggembor sebuah prestasi atas nama pribadi. Namun sebaliknya, ia senantiasa menegaskan segala yang diraih adalah hasil kerjasama segenap pihak. Prestasi yang berharga untuk kabupaten tercinta.
Wajah yang glowing semakin glowing, terbasuh air mata dan tertimpa matahari. Namun mata sembap tak dapat tersembunyi. Hati yang sedih karena perpisahan dengan pemimpin baik hati itu benar-benar harus terjadi.
IA adalah sosok pemimpin humanis, dan bekerja dari hati. Tak heran jika hari ini haru biru itu menyelimuti. Kabupaten Bantaeng menjadi terpandang tak hanya karena infrastruktur yang memadai, namun juga karena pemimpinnya yang berharmonisasi di segala lini.
IA pandai menjadi penggerak, sehingga energinya tersalur dan masyarakat berlomba dalam hal inovasi. Bersaing untuk menjadi pribadi berkarakter dan kaya akan prestasi.
Seremonial ditutup dengan sebuah ultimatum yang sekali lagi memberi bukti IA memimpin untuk menyatukan.
Dikatakannya pada sesi sambutan, “Jika keikutsertaan kami pada kontestasi politik yang akan datang menimbulkan perpecahan antar saudara, bapak dan ibu maka mohon tinggalkan ILHAM AZIKIN,”.
Bukan tanpa alasan ultimatum yang lantang itu dinyatakan. Ilham Azikin adalah pemilik gagasan yang luas, memandang persatuan, keakraban dan persaudaraan adalah hal utama.
Dan perpecahan tentu saja bukanlah hal yang bisa ia terima terlebih jika hal tersebut terjadi karena mengatasnamakan pribadi ataupun ideologinya.
Ilham Azikin in harmonia progressio, pemimpin yang menjunjung tinggi kemajuan secara harmonis. []
Editor : Redaksibaru.ID