- kerja sama -

Bandung, REDAKSIBARU.ID – PT pertamina akan melakukan pengawasan ketat untuk memastikan tidak ada penimbunan dan penyimpangan gas elpiji 3 kilogram.
Pengawasan itu menyusul naiknya harga elpiji nonsubsidi.
Saat ini, masih banyak masyarakat yang menggunakan elpiji ukuran ukuran 5,5 kilogram dan 12 kilogram yang beralih menggunakan elpiji 3 kilogram.
- Advertisement -
Padahal tabung si melon itu, khusus diperuntukkan bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
“Untuk potensi penyimpangan, dalam penanganannya kita berkoordinasi dengan pihak terkait. Apabila konsumen merasa ada penyimpangan bisa diinformasikan ke call center di nomor 135,” ucap Sales Branch Manager Rayon I Bandung PT Pertamina, Warih Wibowo, Kamis (3/3/2022).
Agar memastikan stok elpiji subsidi atau gas melon dalam posisi aman, pihaknya mengimbau agen dan penjual eceran tidak semena-mena menaikan harga jual ke konsumen.
“Kita informasikan kepada mitra agen elpiji melon hingga pangkalan agar menjual harga sesuai ketentuan,” ujarnya.
Menurut dia, keputusan menaikan harga elpiji ukuran 5,5 kilogram dan 12 kilogram tidak bisa dihindarkan, apalagi harga bahan baku elpiji sudah naik.
Seperti diketahui, harga elpiji 5,5 kilogram naik dari Rp76 ribu menjadi Rp88 ribu sedangkan ukuran 12 kilogram dari Rp 163 ribu menjadi Rp187 ribu.
“Kondisi ini memang berat, tapi semoga penyesuaian harga ini tidak terlalu berdampak pada konsumen,” tuturnya.
Di sisi lain, penjualan gas elpiji nonsubsidi sudah mengalami penurunan sejak penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (ppkm) Level 3 di wilayah Bandung Raya.
“Efek PPKM level 3 yang paling terasa adalah penurunan penjualan sampai 20 persen. Soalnya konsumen elpiji nonsubsidi porsi besarnya di resto, industri dan rumah tangga,” jelasnya.